Masih jalan yang sama
Berliku-liku,
Berlobang-lobang,
Berkelok-kelok,
Bertemu kuda,
Juga bertemu kambing, babi, bebek dan ular
Masih jalan yang sama
Ketika perasaan ini bermula
Seperti sungai aneh yang ada di muka bumi
Ada hulu tapi tak ada hilir
Masih jalan yang sama
Aku selalu menunggu ...
Selasa, 30 April 2013
Selasa, 16 April 2013
Ke Mana?
Ke mana?
Itu pertanyaan untuk kau
Mungkin gigi telah mengatup
Sehingga lidah terkunci untuk menjawab
Ke mana?
Daun tidak tahu hendak dihantar ke mana oleh angin
Tapi perasaan ... setidaknya ...
Setidaknya perasaan punya firasat
Ke mana?
Entah!
Itu pertanyaan untuk kau
Mungkin gigi telah mengatup
Sehingga lidah terkunci untuk menjawab
Ke mana?
Daun tidak tahu hendak dihantar ke mana oleh angin
Tapi perasaan ... setidaknya ...
Setidaknya perasaan punya firasat
Ke mana?
Entah!
Sabtu, 06 April 2013
Hanya
Hanya sekadar ingin bertanya ...
Tentang kabarmu ...
Tentang apa yang sendang kau perbuat ...
Tapi tidak ingin tahu ...
Tentang siapa yang sedang kau pikirkan.
Tentang kabarmu ...
Tentang apa yang sendang kau perbuat ...
Tapi tidak ingin tahu ...
Tentang siapa yang sedang kau pikirkan.
Kamis, 04 April 2013
Bacalah!
Sudah kukirimkan hatiku untukmu ...
Apa? Tak sampai?
Mungkin kurirnya memotong jalan,
Mungkin juga perangkonya kadaluarsa,
Atau alamatnya tak ber-kode pos.
Sudahlah, kukirimkan saja puisi ini untukmu ...
Apa? Tak terbaca juga?
Kacamatamu belum diupgrade?
Atau?
Ah ... dan aku hanya terdiam saat kau bilang,
"Jangankan untuk menerima hatimu, membaca saja aku tak bisa."
Lalu aku harus bagaimana?
Mungkin aku perlu mengirimu uang,
Untuk kau bersekolah dan belajar membaca ...
Atau kukirimi kau sebentuk frontal yang menggerus kehidupanmu hari demi hari.
Tapi itu pun tidak adil.
Jadi?
Apanya yang jadi! TIDAK JADI! Titik!
*kemudian hening* ;))
Apa? Tak sampai?
Mungkin kurirnya memotong jalan,
Mungkin juga perangkonya kadaluarsa,
Atau alamatnya tak ber-kode pos.
Sudahlah, kukirimkan saja puisi ini untukmu ...
Apa? Tak terbaca juga?
Kacamatamu belum diupgrade?
Atau?
Ah ... dan aku hanya terdiam saat kau bilang,
"Jangankan untuk menerima hatimu, membaca saja aku tak bisa."
Lalu aku harus bagaimana?
Mungkin aku perlu mengirimu uang,
Untuk kau bersekolah dan belajar membaca ...
Atau kukirimi kau sebentuk frontal yang menggerus kehidupanmu hari demi hari.
Tapi itu pun tidak adil.
Jadi?
Apanya yang jadi! TIDAK JADI! Titik!
*kemudian hening* ;))
Langganan:
Postingan (Atom)
Cinta Bukan Untuk Main-Main
Kemarin ja'o baca de pung status WA "Tidak Pernah Dihargai" Ja'o langsung tertawa Karena, kapan de pernah mengh...
