Minggu, 01 Juni 2014

Pengakuan

Seperti itu kah caramu mengakuinya?
Tentang kita, tentang mesin yang memenjarai kita ...
Seperti itu kah caramu mengabarkan pada dunia, pada teman-temanmu, pada lautan, juga pepasiran putih di sana?
Tentang aku yang tak boleh menuntut apa-apa ...
Mungkin kau sedang mabuk,
Mungkin juga seperti itu lah dirimu.
Ya, seperti itu lah dirimu :)

Senin, 26 Mei 2014

T ...

Apa kabar, T?
Lagi di mana, T?
Minta tolong apa, T?
Mau dianterin, T?
T ...
T ...
T ...
Meski aku berusaha untuk tidak menyebut 'T' untuk diriku sendiri,
Kau masih melakukannya untuk diriku sendiri.
T, seberapa penting arti T ini di hatimu?

Sabtu, 24 Mei 2014

Tidak Bisa Menerimanya

Tak perlu berpikir dua kali
Tentang apa yang sedang kurasa
Tak perlu ...
Karena saat lelaki itu mendekatiku
Justru kau dan tatapan dalammu yang berkenala di pikiranku
Karena bukan hidup di dalam keterpaksaan yang kumau
Tidak bisa aku menerimanya ...
Tidak bisa ...
Kutolak dia dengan cintamu

#eh
:)

Senin, 19 Mei 2014

Nyaman

20 Mei 2014, malam, tapi tidak gulita ...

Perasaan itu menjalar
Saat telapak kita bertemu
Nyaman

Saya tahu apa ini,
Saya sadar ini apa,
Tapi saya harus berpura-pura untuk tidak tahu apa ini, juga ini apa

Mungkin cinta memang tidak perlu terucap
Meski manisnya terkecap
Dan selalu ada harap

Terima kasih, Kakak :)

Sabtu, 26 April 2014

Terima Kasih, Wahai Perempuan Hebat!

Malam ini saya belajar tentang ...

"Kemampuan melihat hidup dari sisi lucu dalam setiap peristiwa is the power in your life!"

Terima kasih, wahai perempuan hebat!
Terima kasih, telah memberi saya banyak ilmu hidup.

Pada suatu malam, dari obrolan lucu bersama seorang perempuan hebat.

Senin, 14 April 2014

14-4-14

Untukmu, saudaraku ...
Telah kau pilih tanggal ini
Si cantik menarik
Sebagai batasan sakral
Antara dua status : lajang dan suami

Untukmu, saudariku ...
Telah kau terima pinangannya
Si hitam manis yang kukenal lama
Sebagai seorang suami
Yang akan temani kau sebagai istrinya

Untuk kalian, saudara-saudariku ...
Hanya harapan-harapan baik
Yang kudaraskan dalam do'a

Selamat menempuh babak baru dalam kehidupan ini, Armando dan Tyan.

Rabu, 09 April 2014

Semaumu Lah ...

Kalau kau mau begini, aku patuh
Kalau kau bilang begitu, aku dengar
Kalau kau ingin itu, ya begitu ...
Kalau kau hendak pergi, pergi saja

Semaumu lah!

Selasa, 01 April 2014

...

Mengartikan titik-titik,
kau bisa mengisinya,
dengan doa,
dengan makian,
dengan cinta ... mungkin.

Kamis, 20 Maret 2014

Kamis, 06 Maret 2014

Perlukah?

Rasanya hatiku sudah mati,
Untuk kau.
Serpihannya pun sudah tersapu,
Kemarau fitnah yang kau hembus.
Lantas,
Perlukah kita kembali bersama?

Minggu, 02 Maret 2014

Ketika Kita Bersama

Perlukah aku menulis ini?
Mungkin perlu ...
Agar kau tahu
Tentang aku

Ketika kita bersama,
Waktu berhenti
Begitu saja
Tanpa permisi

Ketika kita bersama,
Aku tahu
Pasti ada tawa
Dan itu bukan semu

Ketika kita bersama,
Masih aku bertanya
Tentang hati
Dan tentang cinta yang mulai berdiri kembali

Ketika kita bersama ...
Aku pikir aku perlu menulis ini.
Untukmu.

Minggu, 23 Februari 2014

Memaknai Hujan

Tentang mereka yang bersuka
Karena hujan mengantar suasana romantis

Tentang mereka yang berduka
Karena hujan mengantar banjir hingga tanah pun sulit dipijak

Tentang mereka yang aneh
Karena hujan adalah saatnya mengembara bersama lamunan

Tentang mereka yang selalu mengeluh
Hujan, "kenapa hujan?"
Panas, "kenapa tidak hujan?"

Tentang mereka yang menganggap hujan adalah milik mereka sendiri
Karena hujan adalah milik kami, orang-orang romantis, orang-orang puitis, orang-orang yang menonton rinai hujan ditemani segelas kopi.
Dan orang lain tidak?
Ah ...

Tentang hujan, dan aku memaknainya dalam senang
Karena, ketika aku mengeluh, aku tidak membuat perubahan sama sekali.

Sabtu, 22 Februari 2014

Bahasa Cinta

Mereka selalu bilang,
Tentang bahasa cinta,
Lantas mereka bernyanyi,
Lagunya ... bahasa cinta.

Apakah cinta itu hanya untuk mereka?
Laki-laki dan perempuan sahaja ...?

Bahasa cinta,
Kalau aku mendefenisikan bahasa cintaku,
Kau akan pingsan, teman

*gagal puitis* :D

Jumat, 21 Februari 2014

Kau, Lelaki

Setahun terakhir aku bertanya-tanya,
Apa yang kau takutkan, wahai Lelaki?
Apa yang kau tunggu?
Apa yang kau rasa?
Apa yang kau mainkan?

Apakah kau takut marga keluargamu tercoreng?
Atau ... kau takut harta keluargamu terbagi-bagi?
Mungkin kau takut hidup mandiri?
Mungkin kau takut menghadapi kenyataan.

Apakah kau menunggu waktu yang tepat?
Atau ... kau tunggu perempuang yang tepat?
Mungkin kau menunggu yang tidak perlu ditunggu.
Mungkin kau akan terus menunggu.

Apakah kau juga pernah merasakan cinta?
Atau ... kau merasakan pedihnya karena cinta?
Jadi kau bermain-main dari satu drama, meloncat ke drama lainnya,
Menunggu drama yang baru dimulai.

Apakah kau suka bermain-main?
Atau ... kau lebih suka dipermainkan?
Mungkin kau suka dipermainkan, karena kau terlalu pengecut untuk mengakui.
Bahkan, setelah kita sedekat itu merengkuh kesenangan.

Lelaki,
Kau bukan si pemberi tawa,
Kau bukan dia yang selalu membuatku tertawa, yang padanya ingin kugantung cintaku.
Tapi, kau juga mampu membuatku tertawa, dengan kepolosanmu yang palsu.
Lelaki ... kau pengecut.
Dan andai kau tidak sepengecut itu ...

Kau bilang ini rahasia kita,
Padahal kau tidak perlu merahasiakannya.
Kau bebas, aku pun bebas.
Lalu kenapa?

Lelaki ...
Kau bilang kau lah Lelakiku,
Dan aku ragu ...
Kupikir kau lebih suka sendiri ... terus sendiri ... dan bermain-main dengan bayangan.

A.




Rabu, 19 Februari 2014

Mataku

Ketika Norton Security Center terbaca Nonton Security Center,
Ketika "Masing siang", terbaca "Masing single"
Ketika Metro TV terbaca Metro Mini ...

Aku butuh kacamata.

Mataku,
Kata Abang mataku ekspresif.
Kataku, mataku butuh kacamata.

Selasa, 18 Februari 2014

Dari Balik Tempurung Kaca

"Jadi aku hanya orang kedua!?"
"Bukan ... kau ... aku ... sulit menjelaskannya."
"Ya, sulit! Karena aku hanya orang kedua!"
"Melati, tolong ..."

-KRES!-

Aduh! Dia menendang, aku mengerang.
Dan aku terguling-guling, lantas pergi lagi ke sana, ke tempatku berlindung.

"Tuang arsenik ini dalam kopinya," bisik seorang perempuan.
"Dia ... kau mau dia mati?"
"Ya! Segera!"

-KRES!-

Kenapa mereka suka menendang-nendang bila marah sedang meraja? Dan aku harus kembali ke sana, ke tempat kuberlindung.

Dua purnama aku meringkuk, lutut tertekuk.
Dua purnama cerita demi cerita tersaji bak panekuk.
Dan aku ingin mati, membebaskan raga dari jiwa yang merasuk.

"Biarkan, Melati, biarkan ..."
"Kenapa dia mati?"

Tolong! Jangan tendang aku!

Tidak, dia tidak sedang dirajai marah. 
Dia sedang bersedih.

"Dia tidak pernah memenuhi janji, bahkan janji menjadikanku perempuan pertama dalam hidupnya!"

...

Namaku Katak,
Mereka bilang, Katak di bawah tempurung
Mereka tidak tahu ...
Dari bawah tempurung ini,
Aku dapat melihat dunia,
Karena tempurungku adalah tempurung kaca.

Jumat, 14 Februari 2014

Cinta

Kalau cinta hanya tentang ...

Kau dan aku,
Romeo dan Juliet,
Adam dan Hawa,
Tuteh dan Ryan Gosling,
Rama dan Shinta,
Layla dan Majnun,
Orlando Bloom dan Tuteh,
Hitler dan Eva Braun,
Atau ... Mr. & Mrs. Smith ...

Maka celakalah dunia!

Cinta itu, seharusnya seperti ...
Upin dan Ipin,
Tangan dan airmata,
Atau ... seperti Orangtua dan anak #eh

*gagal puitis*

Saat Kelud murka ...

Minggu, 09 Februari 2014

Menyulam Rindu

365 hari telah lewat
Kata, kalimat ...
Senyum, tawa ...
Kau alasan perasaan ini hadir

Kupikir kau akan mengatakannya
Lima kali purnama setelah ia ada
Tetapi aku hanya dicambuk harap
Bermimpi tanganmu mendekap

365 hari telah lewat
Bukan waktu sesaat
Memang ...
Aku gamang ...

Rabu, 05 Februari 2014

Karena Saya Merasakannya

Apakah itu isyarat?
Atau ...
Mungkin itu isyarat ...
Pada malam yang riuh tawa
Saya pikir itu isyarat
Karena saya merasakannya.

Kamis, 30 Januari 2014

Catatan Kejam

Malam itu,
Ah ... bukan malam itu,
Tapi pada hari itu,
Kemudian aku menyadarinya.
Ya, pada hari itu.
Aku tegaskan ...

Aku membuat sebuah catatan kejam
Tentang perlakuan orang-orang kejam
Kekejaman mereka lebih tajam dari sembilu
Kau tahu sembilu?
Silet pun takkan sanggup melawan sembilu ...
Karena sembilu menyobek dengan kasat mata.

Mereka, orang-orang kejam yang berbuat kejam sehingga pada hari itu aku membuat sebuah catatan kejam,
Memang seputih salju
Kelihatannya ...
Dan aku terlihat seperti iblis [selip tawa]
Dan memang adanya aku terlihat seperti iblis, atau ibu tiri, atau seseorang yang pantas dibenci.

Satu per satu,
Rencana mereka berhasil.
Menghancurkan dari dalam,
Menarik diam-diam,
Dengan fitnah.
Kejam? Oh, tentu! Itu kejam.

Apakah kekejaman mereka membuatku gentar?
Ah, mereka bukan apa-apa ...
Bertindak dengan keterselubungan ...
Mereka bukan apa-apa, teman [selip tawa]
Karena keterselubungan akan menghasilkan keterselubungan yang lain.
Kau tahu pembunuh? Seperti itu lah. Atau pembohong? Seperti itu lah. Mengangkat derajat setinggi langit, seakan tak ada pula lumur dosa di bibir mereka [selip senyum]

Ketika mereka bertindak kejam,
Maka catatan kejam itu tertoreh ...
Dan catatan itu tak akan lekang ditelan waktu
Di dalam hatiku, catatan itu tertoreh dengan kejam, dalam, bak relief pada sebuah candi bisu.

Dan aku menunggu waktu
Ketika kekejaman mereka melumat habis diri mereka.

Maaf?
Tidak. Aku bukanlah si munafik pemberi maaf di bibir dengan hati menyerapah.
Maaf?
Mungkin ... nanti ... mungkin ... nanti ...

[tertawa lepas]
Catatan kejam,
Memang pantas untuk orang-orang kejam,
Yang bahkan menganggap diri lebih tinggi dari segalanya, lebih putih dari para Nabi, dengan topeng sebaik surga.

Dan, sekali lagi, aku menunggu waktu
Ketika kekejaman mereka melumat habis diri mereka.
Dan dunia membuka mata pada apa yang nampak dan apa yang terselubung.

*sekian catatan kejam :D

Selasa, 28 Januari 2014

I Have a New Energy

Dulu,
Bisa saja onak duri ini menyurutkan langkahku,
Langkah menuju cahaya,
Menuju jalan kebenaran ...

Dulu,
Bisa saja aku menangis, juga meratap(!)
Saat kerikil di hadapan jalanku
Terlalu tajam ... kutakut darahku mengotori alam

Dulu,
Bisa saja aku berteriak marah
Lalu nafasku satu-satu ...
Betapa bodohnya ...

But now I have a new energy
Ya, energi yang meluruhkan semua
Dengan mengucap : Alhamdulillah :)

Selasa, 07 Januari 2014

Lidah

Lidahku,
Sudah terbiasa melakukannya
Bertahun-tahun, berjilid-jilid.

Lidah mereka,
Begitu aneh terdengar di kuping
...
Aneh!
Itu saja.

Cinta Bukan Untuk Main-Main

Kemarin ja'o baca de pung status WA "Tidak Pernah Dihargai" Ja'o langsung tertawa Karena, kapan de pernah mengh...